Senin, 18 Februari 2013

Gerentes hate,Keur ka sobat kuring.


Karasa aya anu nyeredet dina hate,
Duka naon ningali gambar dirina,asa ayu anu nyentug kana manah,rasa geus nganyerikeun hate nu manehna moal bisa di ubaran ku ngan nyobaan ngadeukeutkeun diri ka manehna.
Atuda di rarampa,da puguh kuring teu apal.da puguh ku kuring teu karandapan.Nyaho-nyaho menang beja.cenah manehna di teungteuinganan ku lampah kuring.
Sobat,
Lamun bisa jeung kongang mah da kuring teh hayang muterkeun deui waktu.
Tangtu kuring moal milih jalan anu ieu.
Tapi da bet dikumaha geus kudu kieu jadina,kuring ge ngan ukur bisa pasrah.
Kuring ngan ukur bisa ngadu'a,urang masing aya dina kabagjaan kumaha bae jalan jeung carana.
Sobat,
Lamun temah kuring salah,cing bukakeun saeutik sanajan kur melenge eta panto hate,kahayang mah bukakeun sing ngageblang,hampura kuring sobat !
Ana pon kitu deui manehna anu ayeuna geus jadi batur hirup kuring,eta nu utama.
Urang duaan,kuring jeung anjeun,
Sarua mikanyaah manehna,kuring jeung anjeun sarua pernah aya dina kahirupan manehna.
Ngan takdir ti gusti anu geus nangtukeun kudu jeung saha manehna ayeuna.

Selasa, 12 Februari 2013

DIAM


Diam....
Hening....
Tanpa suara....

Aku dan dia sama-sama terdiam,
Diam-diaman,membisu tanpa satu patah kata pun terucap.

Ya,diam memang tak berucap
Tapi sesungguhnya banyak sekali arti dari ke"diam"an ini,
Marahkah ?
Bencikah ?
Atau hanya suatu kemalasan bicara yang ahhh tak mungkin,pasti ada sesuatu.
Diam selalu mengisyaratkan sesuatu.

Sampai kapan diam ini akan berakhir >
Siapa yang akan mengakhiri ?
Aku,kamu atau kita sama-sama dalam ego masing-masing.
Hingga tak berbatas waktu.

Selasa, 05 Februari 2013

PEREMPUAN,TABAHLAH........YAKINLAH KAU KUAT !


Kisah di bawah ini telah menyadarkanku betapa banyak perempuan-perempuan yang kurang beruntung dengan hidupnya,cintanya ataupun rumah tangganya.Bahkan "cinta" yang perempuan pikir akan membuat bahagia malah membuatnya menangis.
Namun aku tau mereka "kuat" dan mampu menghadapi semuanya.
Dan kisah ini ada di antara kita............

Kisah 1
      "N" hanya terpaku memandangi wajah polos anaknya yang sedang tertidur lelap,ada perasaan sakit yang teramat dalam dalam hatinya memikirkan nasib masa depan anaknya itu.Penyesalan terdalam telah ia rasakan dan rasanya tak mungkin terobati.
Masih terbayang perkenalannya dengan seorang lelaki yang usianya cukup jauh lebih tua darinya,leaki itu telah memberikan harapan yang terlalu manis padanya,masa menjanda yang cukup lama dengan 2 orang anak yang harus ia biayai membuat ia tidak terlalu peduli dengan latar belakang lelaki itu,yang ia tahu lelaki itu telah menjanjikan kebahagiaan padanya sehingga karena "cinta" ia rela mengorbankan segalanya termasuk harga dirinya.Hingga ia terkejut ketika ema "paraji" mengatakan bahwa ia telah mengandung atau hamil 4 bulan.
syukur lelaki itu mau bertanggung jawab menikahinya,meski tentunya "N" harus menutup telinga rapat-rapat akan cemoohan orang.
Hingga saatnya tiba lahirlah seorang bayi mungil terlahir ke dunia,namun di saat itulah perangai suaminya berubah,tak ada lagi kata-kata manis,dan harapan-harapan yang selangit yang ada "N" harus banting tulang mencari napkah dmi kelangsungan hidup keluarga dengan 3 orang anak yang masih kecil termasuk suaminya itu,ya semua karena "cinta" ia rela.
Dan"N" tau dia tak mungkin terus seperti itu hingga dia harus pasrah ketika suaminya meninggalkannya dengan segala penderitaan dan keterbatasan ekonomi,dan dia pun harus rela mengeluarkan uang demi mengurusi perceraiannya.
Kini "N" tau cinta bukanlah segalanya.

Kisah 2
    Baru saja ku tutup panggilan telepon dari seorang tetangga yang sedang bekerja di ibu kota. "A" tetanggaku itu.Dia memutuskan untuk bekerja ke ibu kota demi memenuhi kebutuhan kedua anaknya,dia takmungkin mengharapkan bantuan biaya dari mantan suaminya yang ternyata sudah menikah lagi,semenjak perceraian itu dia tak lagi berkomunikasi meskipun hanya untuk membicarakan masa depan buah hati mereka,ada peribahasa suami atau istri ada bekasnya namun anak takan mungkin ada bekasnya,bagaimanapun keadaan orang tuanya anak tetaplah tanggung jawab kedua orang tuannya,namun tidak bagi 'A" dia tidak mau bergantung kepada mantan suaminya,dia tau betul mantan suaminya itu takan mau peduli pada nya termasuk kepada buah hatinya.Masih teringat jelas dia harus ngutang sana sini demi mencukupi kebutuhan keluarga namun suaminya tak sekalipun mau bertanggungjawab untuk sekedar meringankan cicilan pinjamannya.Dan sekarang Demi "cinta" nya kepada buah hatinya ia rela bekerja banting tulang,memang tak ada yang tahu pasti apa kerjaan "A" di ibu kota,namun yang pasti setiap 2 atau 3 bulan sekali ia mentransper uang melalui rekeningku untuk biaya hidup anaknya dan "A" tau kebahagiaan anaknya adalah kebahagiaan terbesar baginya.

bersambung ke kisah berikutnya..................................